Penelitian Tindakan Kelas : Meningkatkan kualitas Pembelajaran Proses Pertumbuhan pada tumbuhan melalui praktek menanam biji tanaman di SD Negeri 1 Krinjing

Oleh : Sutiyah

A. JUDUL PENELITIAN
Meningkatkan kualitas Pembelajaran Proses Pertumbuhan pada tumbuhan melalui praktek menanam biji tanaman di SD Negeri 1 Krinjing

B. BIDANG KAJIAN : Desain dan Strategi Pembelajaran

C. PENDAHULUAN
Kualitas pembelajaran di kelas II SD 1 Krinjing tahun pelajaran 2009 / 2010 pada konsep proses pertumbuhan pada tanaman, belum sesuai dengan diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil mid semester yang kurang dari 63, dibawah nilai Standart Ketuntasan Belajara Minimal (SKBM). Selain itu situsi pembelajaran di kelas pasif, dan siswa kurang bergairah mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil diskusi antara kepala sekolah dan guru, kondisi ini disebabkan oleh strategi pembelajaran yang dipilih guru masih belum tepat, kerena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga; guru memilih menggunakan metode praktek menanam biji tanaman. Sementara itu sebenarnya dilingkungan sekolah tersedia sumber belajar yang dapat dimanfaatkan seperti ladang penduduk dan kebun sekolah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu segera dilakukan upaya perbaikan desain dan strategi pembelajaran guru yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran, dengan mencoba menerapkan pembelajaran proses pertumbuhan pada tanaman. Upaya ini juga untuk mendukung pelaksanaan kurikulum KTSP 2007 / 2008 secara tematik.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan : Apakah penerapan model pembelajaran praktek menanam biji tanaman dapat memperbaiki kualitas pembelajaran konsep proses pertumbuhan pada tanaman.
2. Pemacahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tersebut, dilakukan langkah-langkah sesuai dengan langkah-langkah (sintaks) model praktek menanam biji tanaman
a. Guru membagi kelompok dengan 5 atau 6 siswa yang heterogen secara akademis, kemudian memberikan masalah terkait dengan konsep proses pertumbuhan pada tanaman
b. Siswa secara berkelompok merancang kegiatan untuk memecahkan masalah dalam bentuk lembar kegiatan siswa (LKS)
c. Siswa melakukan pengamatan pada proses pertumbuhan pada tanaman
d. Siswa dan guru mengevaluasi kelompok terhadap kerja kelas secara keseluruhan, penilian kelompok dan penilaian individual.
3. Indikator keberhasilan tindakan
Penerapan model investigasi kelompok ini dikatakan berhasil apabila standar kompetensi yang diharapkan pada akhir siklus tercapai indikatornya adalah sebagai berikut :
a. Apabila siswa secara kognitif mencapai ketuntasan belajar individual > 65 %, dan secara kelompok > 85 % siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Dari askpek efektif > 80% siswa dapat bekerja sama dalam kegiatan observasi lapangan dan menghormati sikap serta pendapat orang lain dalam membahas masalah.
c. Dari aspek psikomotorik > 80% siswa memperoleh ketrampilan –ketrampilan melakukan pengamatan, pembuatan laporan, dan aktif dalam kegiatan pengamatan di lapangan.

E. TUJUAN PENETIAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran proses pertumbuhan pada tumbuhan SD Negeri 1 Krinjing.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut :
1. Siswa, agar mencapai kompetensi dasar dengan indiktor–indikatornya, meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran, meningkatkan kerjasama, mengembangkan kreativitas dan mampu mengungkapkan pendapatnya.
2. Guru, akan dapat menambah variasi strategi pembelajaran, dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum
3. Sekolah, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti untuk mengembangkan sarana / prasarana dan melakukan inovasi pembelajaran SAINS khususnya, dan untuk mata pelajaran yang lain pada umumnya.

G. KAJIAN PUSTAKA
Menurut pandangan Jonhn Dewey (1917), Herbert Thelen (1960) joyce dan weil (1986) dalam winataputra (1994), pendidikan dalam masyarakat yang demokratis, seyogyanya mengajarkan proses demokrasi secara langsung. Oleh karena itu, pendidikan bagi siswa sekurang-kurang harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama atau “Cooperative inquiry”. Model ini telah digunakan dalam berbagai bidang studi untuk berbagai tingkat usia.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Fungsi dari model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan aktivitas pembelajaran.
Pada dasarnya model investasi kelompok dirancang untuk membimbing para siswa mendifinisikan masalah, menggumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan menguji hipotesis. Dalam kerangka ini, guru dituntut untuk mengorganisasikan proses pembelajaran melalui kerja kelompok dan mengarahkannya membantu para siswa menemukan informasi dan mengelola terjadinya berbagai interaksi dan aktivitas belajar.
Didalam model investigasi kelompok terdapat tiga konsep utama yaitu penelitian atau inquiry, pengetahuan (knowledge) dan dinamika belajar kelompok (the dynamics of the learning group). Dalam proses penelitian ini siswa dirangsang belajar dengan cara mengharapkannya pada masalah, sehingga akan timbul reaksi untuk memecahkan masalah tersebut.
Sintaks atau tahapan kegiatan model investigasi kelompok ada lima :
1. Siswa berhadap dengan sistuasi yang problematis
2. Siswa melakukan eksplorasi sebagai reaksi terhadap sistuasi yang problematis.
3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar dan mengorganisasikannya untuk membangun suatu penelitian.
4. Siswa melakukan kegiatan belajar individu
5. Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian.
Prinsip pengelolaan di kelas yang menerapkan model kerja kelompok, guru lebih berperan sebagai motivasi motivator, inovator dan pemberi kritik yang bersabat. Dalam hal ini guru seyogyanya membimbing dan mencerminkan kelompok melalui tiga tahap sebagai berikut :
1. Tahap pemecahan masalah, ini berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan apa yang menjadi masalah, dan apa yang menjadi faktor masalah.
2. Tahap pengelolaan kelas, berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi
3. Tahap pemaknaan secara perseorangan, berkaitan dengan bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang dibuatnya.
Berdasarkan kajian teoritik dari hasil penelitian di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah dengan menerapkan investigasi kelompok, kulitas pembelajaran kelompok proses pertumbuhan pada tanaman di SD Negeri Krinjing akan meningkat.
H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD 1 Krinjing di kelas II dengan kemampuan siswa dan aktivitas dalam proses pembelajaran kurang.
2. Proses Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi
a. Perencanan
1. Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran dalam rencana pembelajaran dengan langkah-langkah seperti dalam cara pemecahan masalah.
2. Membuat LKS (oleh siswa dievaluasi oleh guru) lembar observasi untuk kegiatan pengamatan dan diskusi untuk mengukur aspek psikomotorik siswa.
3. Menyusun angket, untuk mengetahui aspek afektif siswa terhadap kegiatan pembelajaran ( oleh guru ).
4. Menyusun alat evaluasi berupa butir-butir test untuk mengukur aspek kognitif siswa (oleh guru).
b. Pelaksanaan tindakan
Untuk mempermudah memahami pelaksanaan tindakan setiap siklus, disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut :

c. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi dalam kegiatan maupun diskusi. Objek amatanya adalah sebagai berikut :
1) Aktifitas siswa dalam kegiatan pengalaman yang pasif dan negatif
2) Aktivitas siswa dalam diskusi yang positif dan yang negatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar