BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIII E SMP 2 Selomerto , diketahui minat siswa untuk belajar matematika masih kurang. Terlihat pada waktu pelaksanaan pembelajaran matematika, guru menjelaskan materi di depan kelas namun siswa cenderung ramai sendiri, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung, dan mengobrol dengan teman bahkan ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk. Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal, kebanyakan siswa tidak berusaha untuk mencari penyelesaian dari soal tersebut tetapi lebih senang menunggu guru menyelesaikan soal tersebut. Siswa cenderung diam jika diberi pertanyaan oleh guru. Ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya, siswa tidak bertanya walaupun mereka belum memahami tentang materi yang telah diajarkan. Apabila guru memberi tugas, banyak siswa hanya menyontek dari pekerjaan temannya. Suasana yang tidak kondusif seperti inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dari 31 siswa dalam satu kelas hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai lebih dari 75.
Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagi kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran matematika di SMP 2 Selomerto masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Dengan kata lain, pembelajaran matematika di kelas masih berpusat pada guru.
Setelah penelitian dilakukan diharapkan minat dan prestasi belajar siswa meningkat. Dengan minat belajar matematika siswa meningkat, siswa diharapkan akan bersemangat belajar dan melakukan segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat William James (Moh Uzer, 2002:112), minat siswa merupakan faktor utama yang mempengaruhi belajar siswa. Minat belajar berpengaruh pada hasil belajar, jika minat untuk belajar tinggi maka hasilnya pun akan lebih baik (Muhibbin Syah, 2006:151).
Di SMP 2 Selomerto , guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TS-TS) dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran berikutnya diharapkan peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TS-TS), karena dengan pembelajaran yang lebih bervariasi dapat meningkatkan peran serta siswa dan minat siswa dalam pembelajaran matematika. Menurut Suryasubroto (1988:9), minat belajar dapat ditingkatkan melalui pemilihan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa berperan aktif, membuat selingan selama pembelajaran dan pemilihan alat peraga yang cocok. Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TS-TS) memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengeluarkan pendapatnya dan bertukar ide. Sehingga proses belajar siswa tidak lagi terpusat kepada guru. Belajar kelompok akan membuat suasana belajar menjadi lebih menarik. Menurut Michaels (1977) yang dikutip oleh Etin Solihatin (2007: 5), model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar. Dalam penerapannya pada pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positifnya terhadap matematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika.
Dari semua permasalahan di atas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray (TS-TS).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Siswa ramai, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung, dan mengobrol dengan teman bahkan ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk.
2. Siswa tidak segera menyelesaikan soal yang diberikan guru tetapi lebih senang menunggu guru menyelesaikan soal.
3. Siswa cenderung diam jika diberi pertanyaan oleh guru.
4. Siswa tidak bertanya meskipun belum memahami materi yang telah diajarkan.
5. Beberapa siswa hanya menyontek pekerjaan teman jika guru memberikan tugas.
6. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah.
7. Pembelajaran matematika masih banyak berorientasi pada guru, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
8. Belum pernah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray (TS-TS) di SMP 2 Selomerto.
SELANJUTNYA...DALAM PROSES.....TUNGGU YA....
PENELITIAN TINDAKAN KELAS : USAHA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY – TWO STRAY (TS-TS)
Label:
PTK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar