Mengenal Teori Belajar : Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel

Mengenal Teori Belajar

Teori belajar Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel pict
Teori belajar Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel
Selamat bertemu dengan Info Sertifikasi Guru, blog sederhana yang mencoba berbagi info terkini terkait guru dan proses sertifikasinya. Kali ini akan berbagi tentang "Mengenal Teori Belajar" dimana teori belajar merupakan bagian paling penting sebagai seorang guru untuk mengenalnya. Khusus yang di bahas pada posting kali ini adalah Teori belajar Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel. Semoga bermanfaat.

Teori belajar Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel



Belajar akan berhasil jika bermakna. Banyak ahli yang mengemukaan Teori belajar misalnya  Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel
Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan penguatan Karena adanya stimulus tersebut (factor-faktor lingkungan) muncul respon (tingkahlaku). Stimulus dan Respon itu saling berasosiasi. Menurut psikologi S-R, belajar mnerupakan peristiwa adanya hubungan antara peristiwa-peristiwa (S) yang dirangsangkan kepada siswa dan mengakibatkan adanya respon (R) dari siswa tersebut. Dari beberapa tokoh yang mengikuti aliran. Psikologi S-R, yang akan dibahas adalah Thorndike, Skiner, Bruner dan Gagne.

Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktifitas seseorang. Dengan demikian belajar bukan sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon saja, tetapi juga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori ini, kemampuan individu terbangun melalui proses interaksi yang terus menerus dan menyeluruh dengan lingkungannya. Apa yang dipikirkan dan yang dipelajari seseorang diawali dari pengamatan, sedangkan belajar dan berpikir pada dasarnya melakukan perubahan struktur kognitif. Dari beberapa tokoh pengikut aliran ini, yang akan dibahas adalah Piaget, Ausubel,

Teori belajar Thorndike

1) Teori Belajar menurut Thorndike

 Berdasarkan teori stimulus-respon, Thorndike menyatakan bahwa cara belajar manusia dan binatang pada dasarnya sama , karena manusia maupun binatang dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. Menurut Thorndike terjadinya asosiasi stimulus dan respon berdasarkan tiga hukum, yaitu:

a)     Hukum kesiapan, yang mempunyai tiga ciri: (1) Jika seseorang ingin bertindak dan keinginan ini dilaksanakan, maka dia akan puas dan tidak melakukan tindakan yang lain. (2) Jika seseorang ingin bertidak dan tidak dilaksanakan, maka dia tidak puas dan akan melakukan tindakan yang lain. (3) Jika tidak ingin bertidak dan melakukan tindakan itu, maka dia merasa tidak puas dan akan melakukan tindakan lain.

b)     Hukum latihan. Prinsip utama belajar adalah latihan (pengulangan), karena itu jika guru sering memberi latihan (S) dan siswa menjawabnya (R), maka prestasi belajar siswa tentang pelajaran tersebut akan meningkat. Thorndike menyatakan bahwa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif, karena asosiasi S dan R hanya diperkuat jika diiringi ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada banyaknya pengulangan, yang biasa disebut drill.

c)      Hukum akibat Hukum ini menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi seperti hubungan antara stimulus dengan respon dan hubungan tersebut diikuti oleh peristiwa yang diharapkan maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya jika kondisi peristiwa yang tidak sesuai mengikuti hubungan tersebut, kekuatan hubungan yang terjadi makin berkurang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan/ memuaskan,. Sebaliknya jika tidak membawa dampak menyenangkan, maka tidak melaksakan pekerjaan tersebut. Jika dikaitkan dengan pembelajaran PKn teori ini cocok diterapkan pada anak kelas satu, karena kelas satu senang apa bila mendapat hadiah dari gurunya.


Teori belajar Skinner
2) Teori Belajar menurut Skinner

  Menurut pandangan B. F. Skinner (1958), belajar merupakan  suatu proses  atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Pengertian belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Skiner berpendapat bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar, hanya istilahnya perlu diganti dengan penguatan. Ganjaran adalah sesuatu yang menggembirakan, sedangkan penguatan adalah sesuatu yang mengakibatkan meningkatkatnya suatu respon tertentu. Penguatan tidak selalu hal yang menggembirakan, tetapi bisa juga sebaliknya.

 Skiner membedakan adanya dua macam respon, yaitu respondent conditioning dan operant conditioning. Respondent conditioning adalah respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi, jadi menimbulkan respon yang relatif tetap. Seorang siswa diberi soal sederhana dan siswa dapat menyelesaikannya sendiri. Dengan peristiwa ini siswa merasa yakin atas kemampuannya, sehingga timbul respon mempelajari hal-hal berikutnya yang sesuai atau lanjutan apa yang dapat dia selesaikan tadi. Dalam hal ini (Hudoyo,1990) menyatakan bahwa stimulus berupa masalah itu dapat diibaratkan makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Selanjutnya dikatakan bahwa pada umumnya stimulus yang demikian pada umnumnya mendahului respon yang ditimbulkan. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya efektif jika suatu respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu.

Perlu Anda ketahui bahwa Teori Skinner sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan, khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran. Program- program inovatif dalam bidang pengajaran sebagian besar disusun berdasarkan teori Skinner (Sudjana dan Rivai, 2003). Dengan demikian teori belajar menurut Skiner hampir sama dengan yang sampaikan Thorndike, hanya istilah ganjaran perlu diganti dengan penguatan, dan penguatan dibedakan menjadi dua yaitu penguatan positip dan penguatan negatif.

Teori belajar Gagne
3) Teori Belajar menurut Robert M. Gagne.

Gagne adalah salah satu penganut aliran psikologi Stimulus-Respon (S-R). Gagne berpendapat bahwa terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi. (Nasution, 2000:136). Faktor dari luar (eksternal) yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar, dan faktor dari dalam (internal) yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa. Keadaan internal menunjukkan pengetahuan dasar (yang berkaitan dengan hahan ajar), sedangkan proses kognitif menunjukkan bagaimana kemampuan siswa mengolah/mencerna bahan ajar.

Menurut Gagne ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi) digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon, dan penguatan; dan (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Dimyati dan Mudjiono, 1999:12). Dalam pembelajaran PKn kegiatan seperti performansi, alih belajar seperti contoh di atas sangat diperlukan.

Teori belajar Piaget

4) Teori Belajar menurut Piaget

Jean Piaget, psikolog-kognitif dari Swiss ini, berpendapat bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahap dari berpikir intelektual kongkrit ke abstrak berurutan melalui empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah: (1)tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun, (2) tahap pra-operasional pada usia 2-7 tahun, (3) tahap periode operasi kongkrit pada usia 7-12 tahun, dan (4) yang terakhir adalah tahap operasi formal pada usia 12 tahun ke atas.

Piaget berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap asimilasi, tahap akomodasi dan equilibrasi/penyeimbangan (Sukmaningadji,S. 2006) Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung diintegrasikan dan menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Akomodasi, adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai suatu akibat adanya pengalaman atau adanya informasi baru. Sedangkan penyeimbangan adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

Dengan demikian teori Piaget menunjukkan bahwa pikiran manusia terdapat perkembangan yang mempengaruhi proses berpikirnya, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru perlu memikirkan tingkat perkembangan intelektual siswa. Saat siswa belajar dalam diri siswa terjadi interaksi antara pengamatan atau pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki, yang diberi istilah asimilasi dan akomodasi. Pembelajaran dalam PKn sedapat mungkin diusahakan munculnya asimilasi dan akomodasi kognitif.

Teori belajar Bruner
5) Teori Belajar menurut Bruner

Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah: (1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, (2) tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apaha hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.

Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan . Perlu Anda ketahui, tidak hanya itu saja namun juga ada empat tema pendidikan yaitu: (1) mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan, (2) kesiapan (readiness) siswa untuk belajar, (3) nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi, (4) motivasi atau keinginan untuk belajar.siswa, dan curu untuk memotivasinya.

Dengan demikian Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun dapat diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual kepada anak, bahkan dalam tahap perkembangan manapun. Bruner beranggapan bahwa anak kecilpun akan dapat mengatasi permasalahannya, asalkan dalam kurikulum berisi tema-tema hidup, yang dikonseptualisasikan untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu:

Berdasarkan uraian di atas teori belajar Bruner, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Pembelajaran PKn seyogyanya juga dapat memberikan informasi yang jelas dan evaluasi hasil belajar siswa.

Teori belajar Ausabel
6) Teori Belajar menurut Ausubel

 David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Hudoyo, H (1990:54) menyatakan bahwa Ausubel menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain.
 Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.. Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan belajar. Dengan ceramahpun asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistimatis akan diperoleh hasil belajar yang baik pula.

 Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna. Dia berpendapat bahwa menghafal berlawanan dengan mermakna, karena belajar dengan menghafal peserta didik tidak dapat mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.

 Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang dipelajari bermakna. Dalam kegiatan belajar terdapat empat kemungkinan tipe belajar, yaitu:

(1) belajar dengan penemuan yang bermakna,

(2) belajar dengan ceramah yang bermakna,

(3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan

(4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna.

Sumber Bacaan : Tugas Online PPKN II-FKIP UNISMUH

Semoga posting kali ini yang berisi : Teori belajar Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel dapat diambil manfaatnya, terutama dalam rangka Sertifikasi Guru dan peningkatan kompetensi guru di bidang pedagogik.

Keywords : Teori belajar Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel, Teori Belajar


-->

Teori Belajar : Thorndike, Skinner, Robert M. Gagne Piaget, Bruner, Ausubel 2 pict

Tidak ada komentar:

Posting Komentar